“ kelemahan institusi pendidikan dalam penerapan struktur organisasinya ”

Kata institusi mengacu pada pengertian lembaga ataupun organisasi, artinya yang menjadi fokus utama pertumbuhannya adalah manusia-manusia yang ada di dalamnya. Dalam hal ini, institusi pendidikan berarti sebuah lembaga atau organisasi yang berfokus pada pengembangan pendidikan manusia yang ada di dalamnya.

Manusia yang ada di dalam institusi pendidikan tersebut, diantaranya adalah tenaga pengajar (guru, dosen), tenaga pendukung (pegawai administrasi, petugas kebersihan, dan lainnya), dan yang terpenting adalah anak didik (siswa, mahasiswa). Anak didik menjadi komponen manusia yang terpenting pada institusi pendidikan karena komponen ini mempunyai dua fungsi utama yang menjadi jantung pergerakan suatu institusi pendidikan, yaitu sebagai obyek dan sekaligus subyek.

Dalam menjalankan roda organisasinya sebuah institusi pendidikan membutuhkan sebuah struktur yang mungkin bisa saja struktur yang digunakan adalah struktur organisasi garis dan staff. Dan dalam penerapan struktur tersebut tak dapat dihindari pula adanya suatu kelemahan dari struktur yang digunakan.

Sebelumnya saya sedikit memberi penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan struktur organisasi garis dan staff. Struktur organisasi garis dan staff adalah suatu bentuk organisasi yang terdiri dari satu pimpinan dimana pelimpahan wewenang terjadi secara vertikal kepada bagian – bagian dibawahnya dan di dalam organisasinya terdapat beberapa staff yang bertugas memberi saran dan nasihat dalam bidangnya kepada pimpinan organisasi tersebut.

Dari pengertian tersebut terciptalah sebuah kelemahan struktur yang dapat timbul seperti kepemimpinan yang cenderung bersifat otoriter dimana pengoperasian aktivitas organisasi yang dijalankan oleh seorang pemimpin seringkali bersifat personal atau dipandang milik sendiri.

Dalam sebuah institusi juga terdapat atasan dan bawahan atau dalam hal ini ketua yayasan dengan guru – guru biasa yang terkadang tidak terjalin hubungan secara langsung. Banyaknya anggota – anggota organisasi atau guru juga bisa membuat persaingan antar masing – masing guru tersebut.

Dengan jumlah guru yang banyak maka tidak dapat dipungkiri terjadinya pengalihan tugas pokok sehingga cenderung di nomorduakan atau dialihkan. Misalnya seorang guru yang sudah mempunyai tugas mengajar matakuliah A, dikarenakan banyak guru yang ada maka pemberian matakuliahnya digantikan atau malah tidak adanya pengajaran.
Dengan jumlah anggota yang banyak pula dalam bentuk struktur organisasi ini maka dimungkinkan tidak terjadinya solidaritas antar masing – masing guru yang memungkinkan mereka untuk tidak saling mengenal satu sama lain.

Rujukan: http://carockroro.multiply.com/journal/item/7/INSTITUSI_PENDIDIKAN_VERSUS_INDUSTRI_PENDIDIKAN

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "“ kelemahan institusi pendidikan dalam penerapan struktur organisasinya ”"

Posting Komentar